BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawasan merupakan salah satu fungsi yang sangat
signifikan dalam pencapaian manajemen organisasi dan mengatur potensi baik yang
berkaitan dengan produksi maupun sumber daya yang ada. Pengawasan merupakan
salah satu fungsi yang terkait dengan perencanaan strategis. Dan perencanaan
strategis merupakan puncak dari suatu pemikiran untuk merumuskan tujuan yang
akan dicapai organisasi dan juga merencanakan berbagai sumber daya yang
ditetapkan organisasi dan usaha pencapaian tujuan strategis.
Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan, baik pada
level makro maupun mikro, konsep pengawasan sesungguhnya menempati posisi yang
sangat strategik sekali. Pasalnya, seberapapun bagusnya sebuah perencanaan
program pendidikan, jika tanpa dibarengi dengan proses pengawasan yang memadai,
maka segala program yang dicanangkan sebelumnya akan menjadi tidak terukur
secara jelas tingkat keberhasilannya, bahkan sangat memungkinkan sekali akan
adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi didalamnya menjadi sulit untuk
dideteksi. Karena itulah konsep pengawasan merupakan bagian yang sangat penting
sekali dan tidak dapat diabaikan sama sekali peran dan fungsinya dalam mencapai
tujuan-tujuan dari sebuah proses pendidikan.
Untuk itulah, dalam makalah ini penulis mencoba
mencurahkan segenap kemampuan penulis untuk membahas lebih mendalam mengenai
konsep pengawasan dalam pendidikan itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan supervise ?
2. Mejelaskan jenis jenis supervisi ?
3. Menjelaskan prinsip-prinsip supervise?
4. Menjelaskan tipe tipe kepengawasan ?
5. Apakah fungsi dari kepengawasan dalam
pendidikan?
BAB II
ISI
A.
Kajian Teori
1.
Pengertian Supervisi
Beberapa pendapat pakar tentang pengertian supervisi
antara lain :
·
Menurut Purwanto (2009)
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif.
·
Nealy dan Evans
(Purwanto, 2009: 76) dalam
bukunya : “Hand book for Effective Superfission of Intructions”, seperti
berikut: “ the
term supervision is used to describe those activities which are primarily and
directly concerned with studying and improving the conditions which surround
the learning and growth of pupils and teachers”. (istilah pengawasan ialah
digunakan untuk menggambarkan kegiatan-kegiatan yang terutama dan secara
langsung berkaitan dengan mempelajari dan memperbaiki kondisi yang mengelilingi
pembelajaran dan pertumbuhan murid dan guru).
·
Burton dalam
bukunya, “Supervision a Social Process”, yang dikutip Purwanto (2009:
76) sebagai berikut: “Supervision
is an expert technical service primarily aimed at studying and improving
co-operatively all factors which affect child growth and development”.
(Supervisi adalah layanan tehknis terutama bertujuan untuk mempelajari dan
meningkatkan kebersamaan semua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak).
2.
Tipe-Tipe
Supervisi
Burton dan Brueckner (Purwanto,
2009: 79) mengemukakan adanya lima tipe supervisi:
a.
Supervisi Sebagai Inspeksi
b.
Laissez Faire
c.
Coercive Supervision
d.
Training and Guidance (sebagai latihan dan bimbingan)
e.
Kepengawasan yang Demokratis
3. Prinsip-Prinsip Supervisi
*Sumber :
(Prof. Drs. Piet A. Sehartian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan
dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, 2008, Rhineka Cipta, Jakarta,
hal 52-129) (dikutip pada tanggal 19 februari 2011)
a.
Prinsip
ilmiah
b.
Prinsip
demokratis
c.
Prinsip
kerjasama
d.
Prinsip
konstruktif dan edukatif
4.
Fungsi
Supervisi
Swearingen (Daryanto,
2006: 179) memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
a) Mengkoordinir semua usaha sekolah
b) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
c) Memperluas pengalaman guru-guru
d) Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
e) Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
f) Menganalisis situasi belajar dan mengajar
g) Memberikan pengetahuan/skill kepada setiap anggota
h) Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
5.
Ciri-ciri
seorang supervisor yang baik
Thomkins dan Backley (Purwanto,
2009:85) menyatakan kualitas pentingnya bagi seorang supervisor sebagai
berikut:
a.
Memiliki intuisi yang tinggi
b.
Kerendahan hati
c.
Keramah-tamahan
d.
Ketekunan,
sifat humor
e.
Kesabaran dan sebagainya
6.
Jenis
Supervisi
Purwanto (2009), mengatakan bahwa untuk memperjelas
pengertian dan perbedaan jenis-jenis supervisi tersebut, marilah kita ikuti
uraian berikut:
a)Supervisi umum dan supervisi pengajaran
b) Supervsis Klinis
c)Pengawasan Melekat dan Pengawasan Fungsional
B.
Pembahasan
1.
Pengertian Supervisi
a.
Arti morfologis
(bentuk kata/arti kata)
Supervisi
berasal dari bahasa inggris “ supervision” yang tersdiri dari dua perkataan
“suoer” dan “vision”. Super berarti atas, sedangkan vision berarti melihat atau
meninjau.
b.
Arti semantik (bahasa/istilah)
Supervisi
pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan pada mutu mengajar dan belajar pada khususnya.
2. Tujuan Supervisi
Supervisi yang baik akan menghasilkan pola kinerja yang
baik, jika supervisi dilakukan dengan cara dan metode yang benar, tentu ini
menuntut pengetahuan yang benar pula bagi para supervisor dalam melaksanakan
tugasnya.
a.
Tujuan
Umum Supervisi pendidikan
Agar
tercapai perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar pada khususnya
b.
Tujuan
Khusus Supervisi Pendidikan
Meliputi
:
§ Membantu guru-guru untuk lebih memahami tujuan yang
sebenarnya dari pendidikan dan perencanaan sekolah dalam usaha mencapai
tujuannya.
§ Membantu guru-guru untuk dapat lebih menyadari dan
memahami kebutuhan- kebutuhan dan kesulitan-kesulitan murid dan menolong mereka
untuk mengatasinya.
§ Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk memperlengkapi
dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi anggota masyrakat yang efektif.
§ Membantu guru-guru mengadakan diagnose secara kritis aktivitas-aktivitasnya,
serta kesulitan-kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya, dan menolong
mereka merencanakan perbaikan.
§ Membantu guru-guru untuk dapat menilai
aktivitas-aktivasnya dalam rangka tujuan perkembangan anak didiknya.
§ Memperbesar kesadaran guru-guru terhadap tata kerja yang
demokratis dan guru dapat mempelajari bersama catatan-catatan tentang kemajuan
murid guna menilai keefektivan program yang disusun.
§ Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu
karyanya secara maksimal dalam bidang profesi (keahlianya).
§ Membantu guru-guru untuk dapat lebih memamfaatkan
pengalaman-pengalamannya sendiri.
§ Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada
masyarkat agar bertambah simpati dan kesediaan masyarakat untuk menyokong
sekolah.
§ Memperkenalkan guru-guru atau karyawan baru kepada
situasi sekolah profesinya.
§ Melindungi guru-guru dan karyawan terhadap
tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik-kritik yang tak sehat dari
masyarkat.
§ Mengembangkan “profesionalisme esprit e corps” guru-guru.
§
3. Tipe-Tipe Supervisi
Burton dan Brueckner (Purwanto,
2009: 79) mengemukakan adanya lima tipe supervisi:
Ø Supervisi Sebagai Inspeksi
Dalam administrasi dan kepemimpinan otokratis, supervisi
berarti inspeksi. Inspeksi bukanlah suatu pengawasan yang berusaha menolong
guru untuk mengembangkan dan memperbaiki cara dan daya kerja sebagai pembimbing
dan pengajar. Inspeksi dijalankan terutama dimaksud untuk meneliti/mengawasi
apakah guru atau bawahan menjalankan apa-apa yang telah diinstruksikan dan
ditentukan oleh atasan atau tidak, sampai dimana guru-guru atau bawahan
menjalankan tugas-tugas yang telah diberikan atau ditentukan atasannya. Jadi,
inspeksi berarti kegiatan-kegiatan mencari kesalahan. Inilah ciri-ciri
kepengawasan yang khas yang berlaku pada zaman kolonial dulu. Inspeksi
merupakan tipe kepengawasan otokratis.
Ø Laissez Faire
Kepengawasan yang bertipe Laissez Faire sesungguhnya kepengawasan yang sama sekali
tidak konstruktif. Kepengawasan ini membiarkan guru-gura atau bawahan bekerja
sekehendaknya tanpa diberi petunjuk dan bimbingan. Guru-guru boleh menjalankan
tugasnya menurut apa yang mereka sukai, boleh mengajar apa yang mereka ingini
dan dengan cara yang mereka hendaki masing-masing.
Ø Coercive Supervision
Tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi, tipe ini
bersifat pemaksaan kehendak/ otoriter, segala sesuatu yang dianggap baik oleh
pengawas harus diikuti. Namun untuk pelaksanaan hal-hal yang bersifat awal,
seperti untuk guru-guru yang baru mulai belajar mengajar tipe ini cukup baik.
Ø Training and Guidance (sebagai latihan dan bimbingan)
Pada tipe ini, supervisor bertugas memberikan bimbingan
dan pelatihan pada bawahan mengenai pelaksanaan kegiatan. Tipe ini lebih baik
dari tipe kepengawasan terdahulu terutama untuk guru-guru yang baru mulai
mengajar setelah keluar dari sekolah keguruan. Namun, kelemahannya adalah
terkadang pemberian petunjuk dan bimbingan bersifat kolot dan cenderung statis.
Sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan pendidikan dan tuntutan zaman
sehingga dapat terjadi kontradiksi antara pengetahuan yang telah diperoleh guru
dengan supervisor itu sendiri. Dan bisa juga sebaliknya, pendapat supervisor
bisa juga lebih maju, sedangkan pengetahuan yang diperoleh guru-guru dari
sekolah guru masih bersifat konservatif.
Ø Kepengawasan yang Demokratis
Seperti namanya, tipe ini bersifat demokratis juga dalam
pelaksanaan supervisi. Pada tipe ini juga berlaku sistem pendistribusian dan
pendelegasian. Dalam hal melakukan supervisi tidak lagi menjadi tugas seorang
supervisor sendiri, melainkan pekerjaan-pekerjaan bersama yang dikoordinasikan.
4. Prinsip-Prinsip Supervisi
*Sumber :
(Prof. Drs. Piet A. Sehartian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan
dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, 2008, Rhineka Cipta, Jakarta,
hal 52-129) (dikutip pada tanggal 19 februari 2011)
a. Prinsip ilmiah
Mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
o Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif
yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar
o Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data,
seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dst.
o Setiap kegiatan supervisi dilaksanakn secara sistematis,
berencana dan kontinu.
b. Prinsip demokratis
Service
dan bantuan yang diberikam kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang
akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan
tugasnya.
Demokratis
mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan
berdasarkan atasan atau bawahan tapi berdasarkan kesejawatan.
c.
Prinsip
kerjasama
Mengembangkan
usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of idea, sharing of
experience, member support, mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka
merasa bersama.
d.
Prinsip
konstruktif dan edukatif
Setiap
guru akan termotifasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas kalau supervise
mampu menciptakan suasana kerja yag menyenangkan, bukan melalui cara-cara
menakutkan.
5. Fungsi Supervisi
Purwanto (2009) mengemukakan
fungsi-fungsi supervisi pendidikan yang sangat penting diketahui
oleh para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut:
a.
Dalam
bidang kepemimpinan
·
Menyusun
rencana dan polisi
bersama
·
Mengikutesertakan
anggota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai-pegawai) dalam berbagai kegiatan,
dll
b.
Dalam
hubungan kemanusiaan
·
Memupuk
rasa saling menghargai dan mengormati diantara sesama anggota kelompok dan
sesama manusia
·
Menghilangkan
rasa curiga mencurigai antara anggota kelompok, dll
c.
Dalam
pembinaan proses kelompok
·
Mengenal
masing-masing pribaadi anggota kelompok baik kelemahan maupun kemampuan masing-masing
kelompok
·
Memupuk
sikap dan kesediaan tolong menolong
d.
Dalam
bidang administrasi personel
·
Memailih
personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan untuk suatu
pekerjaan.
·
Menempatkan
personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan
masing-masing.
e.
Dalam
bidang evaluasi
·
Menguasai
dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci.
·
Menguasai
dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai
kriteria penilaian.
Swearingen (Daryanto, 2006: 179) memberikan 8 fungsi supervisi
sebagai berikut:
a. Mengkoordinir semua usaha sekolah
b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
c. Memperluas pengalaman guru-guru
d. Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
e. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
f. Menganalisis situasi belajar dan mengajar
g. Memberikan pengetahuan/skill kepada setiap anggota
h. Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
6. Tehnik Supervisi
Untuk mempermudah kepala
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi diperlukan teknik-teknik
supervisi. Para ahli berbeda-beda dalam merumuskan tahapan teknik-teknik
supervisi akan tetapi pada dasarnya tetap sama. Secara garis besar teknik
supervisi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Teknik perseorangan
Yang dimaksud teknik
persorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan, beberapa
kegiatan yang dilakukan antara lain:
·
Mengadakan
kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk
mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa
kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
·
Mengadakan
kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk mengamati
seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata
pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau
dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.
·
Membimbing
guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problema yang
dialami siswa.
·
Membimbing
guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara
lain: menyusun program semester, membuat program satuan pelajaran,
mengorganisasi kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi
pembelajaran, menggunakan media dan sumber dalam proses belajar mengajar, dan
mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler.
b. Teknik kelompok
Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara
kelompok, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
·
Mengadakan
pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat secara
periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka
kegiatan supervisi.
·
Mengadakan
diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan
membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi,
supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan,
nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
·
Mengadakan
penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui
penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu.
Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah,
maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak
lanjut (follow-up) dari hasil penataran.
Dengan demikian teknik
supervisi sangat penting untuk dikuasai oleh kepala sekolah, tanpa penguasaan
teknik dalam pelaksanaanya tidak akan berjalan baik. Dengan demikian seorang
kepala sekolah tidak akan efektif kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik
dalam bidang supervisi. Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian
sasaran-sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan, oleh sebab itu penerapan
teknik dari supervisi merupakan wujud dari kemajuan sekolah untuk berkembang.
c. Syarat-Syarat Seorang Supervisor
Sebagai seorang
supervisor, tugas dan tanggungjawabnya hendaknya mempunyai
persyaratan-persyaratan idil. Dilihat dari segi kepribadiannya (personality)
syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
·
Ia
harus mempunyai rasa perikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi, dapat ,enilai
orang lain secara teliti dari segi kemanusiaanya serta dapat bergaul dengan
baik
·
Ia
harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh semua kepercayaan
yang diberikan oleh orang-orang yang berhubungannya.
·
Ia harus
berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik, mengaharapkan yang baik dan
melihat segi-segi yang baik
·
Hendaknya
bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh
penyimpangan-penyimpangan manusia
·
Hendaknya
ia cukup tegas dan obyektif (tidak memihak), sehingga guru-guru yang lemah
dalam stafnya “tidak hilang dalam bayangan” orang-orang yang kuat pribadinya.
Serta banyak lagi persyaratan lainnya.
Ciri-ciri seorang supervisor yang baik
Seorang supervisor hendaknya memiliki ciri-ciri pribadi
sebagai guru yang baik, memiliki pembawaan kecerdasan yang tinggi, pandangan
luas mengenai proses pendidikan dalam masyarakat, kepribadian yang
menyenangkan dan kecakapan melaksanakan human relation yang
baik.
Thomkins dan Backley (Purwanto,
2009:85) menyatakan kualitas pentingnya bagi seorang supervisor sebagai
berikut:
1. Memiliki intuisi yang tinggi
2. Kerendahan hati
3. Keramah-tamahan
4. Ketekunan, sifat humor
5. Kesabaran dan sebagainya
7. Metode supervisi
a. Metode langsung : Alat
yang digunakan mengenai sasaran supervisi
b. Metode tak langsung :
Mempergunakan berbagai alat perantara (media)
Metode Yang Lain:
·
Kunjungan
sekolah (school visit) Akan memberikan pengatahuan yang lengkap tentang
situasi sekolah sehingga program akan lebih efektif.
·
Kunjungan
kelas (class visit) Merupakan suatu metode supervise yang “to the point”
kena sasaran
·
Pertemuan
individual Setelah suatu kunjungan berakhir, hendaklah diadakan pembicaraan
langsung dan pribadi tentang hasil kunjungan dengan orang yang dikunjungi.
·
Rapat
sekolah Untuk membicarakan kepentingan murid dan sekolah dan hal-hal yang
berhubungan dengan sekolah
·
Pendidikan
in service Untuk kepentingan mutu mrngajar dan belajar, maka guru perlu
mengembangkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dengan berbagai cara.
Misalnya : study individual, study grops, menghadiri ceramah, mengadakan
intervisitasi dsb.
·
Workshop
(musyawarah kerja/muker) Untuk mengembangkan professional karyawan (in-service)
·
Intensivitas
Saling kunjung-memgunjungi sesama guru untuk mengobservasi situasi belajar
masing-masing
·
Demonstrasi
mengajar Metode ini dapat dilakukan oleh supervisor sendiri atau oleh guru yang
ahli untuk memperkenalkan metode mengajar yang efektif.
·
Bulletin
supervisi Bulletin berkala dapat dimanfaatkan untuk perbaikan program
pendidikan dan penngajaran, bisa mingguan atau bulanan.
·
Bulletin
bord, Pengumuman administrative, Pengunguman supervise Pengunguman untuk murid
-dsb
·
Kunjungan
rumah Tujuannya untuk mempelajari bagaimana situasi hidup orang yang
disupervisi di rumah terutama meneliti masalah-masalah yang secara langsung
atau tak langsung mempengaruhi tugas/kewajiban orang yang disupervisi itu
8.
Program
Supervisi
Suatu program supervisi
pendidikan adalah rangkaian program perbaikan pendidikan dan pengajaran.
a.
Perancanaan
Perancaan adalah
pemikiran dan perumusan tentang apa, bagaimana, mengapa, siapa, kapan dan
dimana.
1)
Prinsip-prinsip
: kooperatif, kreatif, komprehensif, flexible, kontinu
2)
Syarat-syarat
:
·
Tilikan
jelas tentang tujuan pendidikan
·
Pengetahuan
tentang mengajar yang baik
·
Pengetahuan
tentang pengalaman belajar murid
·
Pengetahuan
tentang guru-guru
·
Pengetahuan
tentang murid-murid
·
Pengaetahuan
tentang masyarakat
·
Pengetahuan
tentang sumber-sumber fisik
·
Factor
biaya
·
Factor
waktu
3)
Proses:
merumuskan what, why, how, who, when, where (apa, bagaimana, mengapa,
siapa, kapan dan dimana)
b.
Organisasi
Program
Langkah-langkah mengorganisir program :
·
Persiapakan
suasana
·
Pertimbangan
situasi
·
Penyusunan
program
·
Pembagian
tanggung jawab
·
Perwujudan
program
·
Pembinaan
perkembangan program
·
Integrasikan
program dengan masyarakat
·
Persiapan
program evaluasi
c.
Evaluasi
Evaluasi dalam
hubungannya dengan pendidikan adalah menentukan sampai dimana tujuan-tujuan
pendidikan yang ditetapkan telah tercapai.
1)
Prinsip-prinsip
·
Rencana
harus komprehensif
·
Penyusunan
harus kooperatif
·
Program
harus kontinu dan berinteraksi dengan kurikulum
·
Lebih
menggunakan data yang objektif daripada yang subyektif
·
Menghargai
para participant
2)
Proses
·
Merumuskan
tujuan evaluasi
·
Menyeleksi
alat-alat evaluasi
·
Menyusun
alat-alat evaluasi
·
Menerapkan
alat-alat evaluasi
·
Mengelola
hasil
·
Menyimpulkan
3)
Aspek-aspek
yang dievaluasi :
·
Peronil
→ murid, guru, karyawan, wali murid, kepsek, supervise
·
Materiil
→ kurikulum, perlengkapan sekolah, administrasi, perlengkapan murid
·
Operational
→ proses kepemimpinan, proses mengajar, usaha kesejahtraan personil, usaha
integrasi sekolah dan masyarakat.
9.
Pelaksanaan
Supervisi
Cara Melaksanakan Supervisi:
Salah satu cara melakukan supervisi yang baik adalah
dengan cara demokratis, ciri-cirinya adalah:
a. Pengawasan dijalankan secara gotong-royong atau
kooperatif, tidak ditangan seorang raja, yaitu kepala sekolah
b. Pengawasan dijalankan terang-terangan, diketahui oleh
semua petugas yaitu guru-guru, tidak secara sembunyi-sembunyi seperti
pengawasan polisi resersir.
c. Pengawasan dijalankan kontinu dan bersifat Tutwuri
Handayani (bersifat pembimbing) seperti dikehendaki oleh pemerintah kita.
Dalam melaksanakan supervisi pendidikan yang perlu
dilakukan adalah antara lain:
a. Observasi Kelas
Observasi kelas merupakan salah satu cara yang paling
baik dlam melaksanakan supervisi, karena dengan melaksanakan observasi kita
dapat melihat kegiatan guru, murid, dan masalah yang timbul dalam proses
belajar mengajar.
b. Saling Mengunjungi
Dalam pelaksanaan ini supervisi pendidikan dikaitkan
dengan kegiatan belajar mengajar yang di dalamnya terdapat wadah dari sebuah
kegiatan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pembelajaran
guru – guru
c. Demonstrasi Mengajar
Demonstrasi mengajar sangat diperlukan dalam pelaksanaan
supervisi karena demonstrasi mengajar sangat sukar untuk menentukan mana yang
benar dalam praktek mengajar.
d. Supervisi Klinis
Supervisi klinis salah satu aspek kajian dalam bidang
supervisi pengajaran yang banyak memberikan kontribusi dalam rangka
pembimbingan, pembinaan, dan pengembangan professional guru sehingga
permasalahan apapun yang muncul di bidang supervise pengajaran dapat ditangani
dan diatasi secara optimal.
Ciri-ciri supervisi klinis seperti yang dikemukakan oleh
Nurochmah (2004) adalah sebagai berikut:
·
Bimbingan
yang diberikan kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi
sehingga prakarsa dan tanggung jawab mengembangkan diri tetap ditangan guru
sendiri
·
Meskipun
digunakan berbagai keterampilan mengajar secara terintegrasi, tetapi sasaran
supervise tetap dibatasi hanya pada satu atau dua keterampilan saja.
·
Saran
supervise diajukan oleh guru, atau dikaji bersama untuk dijadikan kesepakatan
(kontrak)
·
Instrument
observasi dikaji dan ditetapkan dalam pertemuan antara superfisor dengtan guru
dan pengembangannya didasarkan atas sasaran latihan.
·
Balikan
yang objektif dan spesifik diberikan dengan segera.
·
Analisis dan interprestasi data hasil observasi dilakukan
bersama, dimana supervisor lebih banyak bertanya dari pada mengarahkan.
·
Supervise
berlangsung dalam satu tatap muka yang terbuka dan intim.
·
Supervisi
berlangsung dalam satu siklus : pertemuan awal (perencanaan), observasi, dan
pertemuan akhir. Kesimpulan dan tindak lanjut dari latihan sebelumnya akan
menjadi masukan untuk perencanaan latihan selantjutnya
e.
Kajian
Tindak
Fokus
utama kajian tindak adalah mendorong para prektisi untuk meneliti dan terlibat
dalam praktek penelitiannya sendiri. Hasil penelitiannya dipake sendiri oleh
peneliti dan orang lain yang membutuhkan.
10. Jenis Supervisi
Purwanto (2009), mengatakan bahwa untuk memperjelas
pengertian dan perbedaan jenis-jenis supervisi tersebut, marilah kita ikuti
uraian berikut:
a. Supervisi umum dan supervisi pengajaran
Yang dimaksud
dengan supervisi umum adalah supervisi
yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak
langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran. Seperti: supervisi
terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau
kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan kegiatan
administrasi sekolah, supervisi terhadap pengelolaan keuangan sekolah, atau
kantor pendidikan dan sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan
kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi, baik personel
maupun materil yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang
lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.
b. Supervsis Klinis
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi
pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaanya lebih
ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam
proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana
cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.
Menurut MADE PID
(1992), supervisi klinis diberlakukan bagi guru-guru yang sangat lemah dalam
melaksanakan tugasnya. Untuk memperbaikinya tidak cukup dilakukan satu atau dua
kali supervise, melainkan di butuhkan serentetan supervise untuk memperbaiki
satu persatu kelemahannya.
Pelaksanaan supervise
klinis menurut LA SULO (1987),mengemukakan ciri-ciri supervisi sebagai berikut
:
Ø Bimbingan
supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi
Ø Kesepakatan
antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan
yangpaling penting (diskusi guru dengan supervisor)
Ø Instrument
dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor.
Ø Guru
melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki.
Ø Pelaksanaannya
seperti dalam tekhnik observasi kelas.
Ø Balikan
diberikan dengan segera dan bersifat objektif.
Ø Guru
hendaknya dapat menganalisa penampilannya.
Ø Supervisor
lebih banyak bertanya dan mendengarkan dari pada memerintah atau mengarahkan
Ø Supervisor
dan guru dalam keadaan suasana intim dan terbuka.
Ø Supervisi
dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan keterampilan
pembelajaran.
c. Pengawasan Melekat dan Pengawasan Fungsional
Istilah kepengawasan melekat diturunkan dari bahasa asing built in
controle yaitu suatu pengawasan yang memang sudah sendirinya (melekat)
menjadi tugas dan tanggung jawab semua pimpinan, dari pimpinan tingkat atas
sampai dengan tingkatan yang paling bawah dari semua organisasi atau lembaga.
Dengan kata lain, semua orang yang menjadi pemimpin, apapun tingkatannya,
adalah sekaligus sebagai pengawas terhadap bawahannya masing-masing. Oleh
karena itu setiap pemimpin adalah juga sebagai pengawas, maka kepengawasan yang
dilakukan itu disebut “pengawas melekat”.
Tujuan pengawasan melekat adalah untuk
mengetahui apakah pimpinan unit kerja dapat menjalankan fungsi pengawasan dan
pengendalian yang melakat padanya dengan baik sehingga, bila ada penyelewengan,
pemborosan, korupsi, pimpinan unit kerja dapat mengambil tindakan korupsi
sedini mungkin.
Sedangkan yang dimaksud dengan “pengawasan fungsional”
adalah kegiatan-kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang yang fungsi
jabatannya sebagai pengawas.
11. Sasaran Supervisi
Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk
supervisi :
a. Supervisi
Akademik : Menitikberatkan
pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang
berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktusiswa
sedang dalam proses mempelajari sesuatu
b. Supervisi
Administrasi : Menitik beratkan
pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai
pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
c. Supervisi
Lembaga : Menyebarkan
objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada disekolah. Supervisi
ini dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah
secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan
dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi adalah bantuan dalam perkembangan situasi
belajar-mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik.
Tipe-tipe kepemimpinan menurut Burton dan Brueckner yang
membagi tipe supervise menjadi lima tipe yaitu: (a) Supervisi sebagai Inspeksi, (b) Laissez-faire, (c) Coercive supervision, (d) Training and guidance (supervise sebagai bimbingan),
dan (d) Democratic
leadership (kepengawasan yang demokrasi)
Swearingen (Daryanto,
2006: 179) memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut :
(a) Mengkoordinir semua usaha sekolah,
(b) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah,
(c) Memperluas pengalaman guru-guru,
(d) Menstimulir usaha-usaha yang kreatif,
(e) Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus,(f)
Menganalisis
situasi belajar dan mengajar, (g) Memberikan
pengetahuan/skill kepada setiap anggota,dan (h) Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
Prinsip-prinsip
supervise yaitu : (a) Prinsip ilmiah,
(b)Prinsip demokratis,
(c) Prinsip kerjasama,dan
(d)Prinsip konstruktif dan edukatif
Teknik Supervisi
ada dua yaitu Teknik perseorangan dan teknik
kelompok
B. Saran
Adapun
saran yang disampaikan penulis yaitu diharapkan kepada pembaca agar
mempergunakan makalah ini sebagai bahan kajian dalam memahami administrasi
pendidikan khususnya masalah kepengawasan dalam pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar